Rabu, 15 Oktober 2008

Selamat Jalan Guruku

Tanggal 11 Oktober 2008 pukul 19.00 WIB di RS Harapan Kita, telah berpulang seorang ulama besar, guru kita, bapak kita, Bp. KH. Yusuf Abdurrahman dalam usia 64 tahun. Beliau telah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Rasanya baru kemarin kita masih bersama, berkumpul dan bercengkerama dalam sabilillah. Namun sekarang beliau telah pergi meninggalkan kita untuk selamanya.
Kita takkan pernah lupa dengan segala kebaikannya, ramahtamah, murah senyum dan pituturnya yang lembut namun penuh makna. Nasehatnya akan selalu dikenang dan diingat oleh para murid dan santrinya. Rasa kehilangan yang teramat sangat tatkala ribuan orang mengantarkan jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir di Pondok Pesantren Sumber Barokah, Karawang.
Pertemuan terakhir saya dengan beliau adalah kurang lebih dua minggu sebelum beliau wafat. Saat itu walaupun dalam keadaan sakit, beliau masih memerlu-merlukan menasehati para jamaah calon haji pada pengajian manasik hari Minggu pagi. Nasehatnya terasa begitu menyentuh dan menyejukkan hati.
Isi nasehat yang masih membekas dalam ingatan saya adalah ketika beliau nasehat bahwa hidup ini adalah sak dermo. Semua manusia di dunia ini sudah ditulis qodarnya oleh Allah SWT 50.000 tahun sebelum manusia itu diciptakan. Jadi bila tahun ini bisa berangkat haji, itu berarti qodarnya bisa berangkat. Jika belum bisa berangkat tahun ini, berarti qodarnya belum bisa berangkat tahun ini. Semuanya dikembalikan kepada Allah SWT setelah kita berikhtiar dan berdoa. Nasehat ini bagaikan embun di padang pasir, begitu menyejukkan. Di saat ribuan jemaah calon haji kota Bekasi terancam gagal berangkat, nasehat beliau mampu menjadi obat bagi rasa cemas jemaah calon haji KBIH Baitul Haq.
Saat selesai nasehat, beliau menyalami satu per satu jamaah termasuk saya. Bahkan beliau begitu antusias menanyakan persiapan keberangkatan saya. Begitu perhatiannya beliau sampai masalah-masalah yang kecilpun diperhatikannya.
Sekarang saat saya dan istri belum diqodar berangkat haji tahun ini karena nomor porsinya tidak masuk, saya berusaha mengobati kekecewaan dengan mengingat kembali nasehat Bp. Yusuf Abdurrahman.
Selamat jalan guruku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar