Sabtu, 09 Mei 2009

Karma

Hukum dunia apapun bentuknya baik pidana maupun perdata bisa dibeli dengan uang. Namun ada hukum dunia yang tidak bisa dibeli dengan uang dan materi, yaitu hukum karma. Hukum karma adalah hukum yang paling adil yang dijatuhkan Allah kepada umat manusia yang hidup di dunia. Hukum karma dijatuhkan kepada manusia yang secara sengaja atau tidak berbuat aniaya terhadap orang lain dan Allah memberikan hukuman yang setimpal kepada manusia tersebut.

Terkadang sering tidak kita sadari kita membuat orang kecewa, sakit hati dan bahkan teraniaya oleh perkataan dan perbuatan kita. Siapapun yang kita sakiti baik teman, tetangga, saudara apalagi orang tua kita, bila Allah ingin membalasnya maka dengan mudah Allah akan menjatuhkan hukum karma kepada kita.

Sebagai manusia muslim kita diperintahkan taat kepada orang tua sepanjang perintahnya tidak bertentangan dengan syariat agama. Bahkan saking perlunya sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda “Surga itu berada di bawah telapak kaki ibu”. Artinya kita harus berbakti dan menghormati orang tua, terutama ibu yang sudah mengandung dan membesarkan kita. Jangan sampai kita berbuat atau berbicara yang menyinggung atau menyakiti hati ibu kita.

Banyak hikayat atau legenda cerita masa lalu yang memberikan pelajaran tentang perlunya berbakti dan hormat pada ibu. Legenda Malin Kundang yang menggambarkan anak yang durhaka pada ibunya karena sang anak sudah jadi orang kaya sehingga melupakan ibunya. Akhirnya karena sakit hati maka keluarlah kata-kata kutukan sehingga si Malin Kundang dikutuk menjadi batu.

Disini kita dapat mengambil hikmah bahwa doanya ibu kepada anaknya sangat mustajab. Doanya langsung diijabah oleh Allah SWT. Seorang ibu yang ridho kepada anaknya akan mendoakan baik, namun seorang ibu yang terzolimi dan sakit hati terhadap anaknya terkadang tanpa sengaja keluar kata-kata yang melaknat sehingga sang anak pun langsung diberikan hukuman oleh Allah SWT. Bahkan walaupun tidak terucap, namun apabila hati ibu tersakiti maka hukum karma dapat berlaku pada sang anak. Terkadang tanpa sengaja kita menyinggung atau menyakiti perasaan ibu kita. Inilah yang sering kita anggap sepele perasaan ibu kita sehingga kita belum meminta maaf.

Wahai ibu yang pernah mengandungku dan membesarkanku..
Maafkanlah segala kesalahan yang pernah aku perbuat..
Kesalahan yang disengaja ataupun tidak..
Kesalahan yang kusadari ataupun tidak..
Kesalahan yang besar ataupun kecil..
Kesalahan yang sudah dimintakan maaf ataupun belum..
Maafkanlah anakmu ini yang pernah berbuat dosa dan kesalahan padamu ibuku.. agar Allah pun mengampuni dosa dan kesalahanku..
Berikanlah padaku keridhoanmu agar Allah pun ridho padaku..
Doakanlah aku anakmu agar dilapangkan dan dimudahkan segala urusanku oleh Allah SWT..
Doakanlah aku agar Allah senantiasa selalu melindungiku..
Akupun selalu mendoakanmu ibu dan bapakku..
Ya Allah.. ampunilah dosa dan kesalahan kedua orang tuaku dan sangangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil..
Ya Allah.. berilah mereka kekuatan, kesehatan dan kewarasan agar dapat selalu ibadah pada-Mu..
Ya Allah.. tetapkanlah mereka di dalam agama dan hidayah-Mu..
Ya Allah.. berilah mereka rizki yang banyak, halal dan barokah agar dapat terus berjihad di jalan-Mu..
Amiiin…

Semoga Allah SWT memberikan kelancaran dan kebarokahan buat kita semua.

Jazaa kumullohu khoiro…

Sabtu, 11 April 2009

Cermin

Pernahkah kita menatap bayangan wajah di cermin dan memperhatikan perubahan yang terjadi pada diri kita? Mulai dari ujung rambut, terlihat beberapa helai sudah memutih bahkan sebagian telah rontok sehingga rambut kita pun semakin menipis. Wajah pun semakin berkerut seiring dengan bertambahnya usia. Otot-otot pun semakin kendur dan disana-sini menumpuk lipatan-lipatan lemak karena semakin berkurangnya energi dan elastisitas.

Sadarkah kita bahwa kita sama-sama sedang menuju suatu proses yaitu kematian. Lambat atau cepat kita akan sampai pada kematian. Walaupun kita berusaha menghindar dan berlari, namun kematian itu pasti akan datang. Kita lihat di sekeliling kita, berapa banyak keluarga kita, tetangga kita, teman kita, adik kita yang sudah lebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT. Artinya bahwa kematian itu pasti akan datang, tidak peduli tua atau muda, besar atau kecil, kaya atau miskin, laki atau perempuan, semuanya pasti akan merasakan kematian.

Kematian adalah suatu proses perpindahan alam yang harus dilalui oleh makhluk yang bernyawa termasuk manusia, yaitu perpindahan dari alam dunia ke alam kubur. Kita manusia sudah melalui dua alam sebelumnya yaitu alam roh dan alam kandungan. Saat ini kita berada di alam dunia dan pasti akan melalui alam berikutnya yaitu alam kubur, alam kiamat dan alam akhirat.

Keberhasilan kita di tiga alam berikutnya ditentukan dari pengamalan kita di alam dunia. Jika baik amalan kita di alam dunia, maka akan baik pula hasilnya di alam kubur, alam kiamat dan alam akhirat. Artinya jika umur kita yang singkat ini digunakan untuk ibadah kepada Allah, maka kita akan mendapatkan ganjaran pahala yaitu surga. Sebaliknya jika umur kita digunakan untuk hal-hal yang maksiat, maka Allah akan membalasnya dengan siksa neraka.

Marilah kita renungkan sudah berapa usia kita dan tinggal berapa? Kita tahu usia kita sudah berapa, tapi kita tidak tahu usia kita tinggal berapa. Akan kemanakah kita 1 bulan lagi, 1 tahun lagi atau 10 tahun lagi? Masing-masing kita tidak dapat mengetahuinya. Apakah kita masih hidup? Sampai berapakah usia kita? Wallahu ‘alam bishawab

Untuk itulah karena kita tidak ada yang tahu kapan akan mengalami kematian, maka kita harus senantiasa siap dalam menghadapi panggilan Allah yaitu dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah karena mati itu datangnya sewaktu-waktu. Setelah mati hanya ada 2 tempat yaitu surga atau neraka. Surga adalah tempatnya segala kenikmatan yang pol kekal abadi selama-lamanya, dan neraka adalah tempatnya siksa dan penderitaan yang pol kekal abadi selama-lamanya.

Marilah kita mengkaji ilmunya Allah yaitu Al Qur’an dan sunnah Rasulullah yaitu Al Hadist. Karena Al Qur’an dan Al Hadist adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Kita sebagai umat Islam diwajibkan untuk mengkaji kedua-duanya, bukan Al Qur’an saja atau Al Hadist saja. Rasulullah berwasiat sebelum wafat dengan sabdanya “Telah kutinggalkan kepadamu dua perkara. Barangsiapa yang berpegang teguh kepada kedua perkara tersebut, niscaya tidak akan tersesat yaitu Kitabillah (Al Qur’an) dan Sunnahku (Al Hadist)”

Kenapa kita wajib mengkajinya..? Karena Al Qur’an dan Al Hadist adalah pedoman dan tuntunan kita sebagai umat Islam untuk menjalankan ibadah kepada Allah. Bagaimana kita bisa beribadah dengan baik dan benar bila kita tidak mengkajinya..?

Untuk itulah, mumpung kita masih hidup, mumpung masih sehat, mumpung masih sempat, mumpung masih muda, marilah kita bersama-sama berlomba-lomba di dalam amal ibadah dan kebaikan.

Mudah-mudahan Allah SWT melindungi, membimbing dan memberikan kebarokahan buat kita semua.

Alhamdulillahi jazaa kumullohu khoiro…